Jumat, 15 Agustus 2014

BENARKAH ADA HUJAN MATAHARI….????

Apabila langit sudah gelap dan diselimuti awan tebal, maka kemungkinan besar akan terjadinya hujan. Hujan terjadi biasanya tanpa ada cahaya matahari, namun beberapa orang menyatakan kalau hujan ada juga yang disertai cahaya matahari, sehingga disebut hujan matahari (sun rain) atau di Bali sering kita dengar “hujan ai”. Kenapa pada saat terjadinya hujan ada cahaya matahari?? Apakah ini disebut hujan matahari? Sebelumnya kita harus mengetahui pengertian hujan.


Hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Awalnya air hujan berasal dari air yang ada di bumi, seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam dan sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh – tumbuhan, serta benda – benda lain yang mengandung air.

Air – air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap – uap air yang lain. Di langit yang tinggi, uap tersebut mengalami proses kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin, awan – awan tersebut bergerak kesana – kemari baik vertical, horizontal dan diagonal. Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan – awan saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfer yang suhunya rendah atau dingin, dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin, akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara dan penambahan uap air ke udara. Hujan tidak hanya turun berbentuk air dan es saja, namun juga bisa berbentuk embun dan kabut. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi jika bertemu dengan udara yang kering, namun sebagian hujan dapat menguap kembali ke udara. Disamping pengertian hujan kita juga harus mengetahui jenis – jenis hujan. Apakah hujan matahari itu benar adanya?

Jenis – jenis hujan ada dua. Yang pertama dilihat berdasarkan ukuran butirannya. Ada hujan gerimis, hujan salju, hujan batu es dan hujan deras. Yang kedua berdasarkan proses terjadinya. Ada Hujan Zenithal yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator (garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan), akibat dari pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan – gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan. Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunugnan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan sekitar pegunungan. Hujan Frontal, terjadi apabila udara dingin dengan udara panas bertemu. Tapi lebih berat mana antara udara panas dengan udara dingin saat bertemu? Perlu kita ingat bahwa udara dingin mempunyai suhu yang rendah dan tekanan yang tinggi, begitu sebaliknya pada udara panas yang mempunyai suhu yang tinggi dan tekanan yang rendah, hal ini menyebabkan proses kondensasi serta membentuk awan yang gelap dan kemungkinan besar akan turun hujan. Jadi massa udara dingin lebih berat dari pada massa udara panas, sehingga disaat pertemuan itu massa udara dingin lebih berada dibawah dari massa udara panas. Tempat pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin ini disebut bidang front/ bidang batas. Jadi di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal serta tidak tutup kemungkinan disaat hujan lebat ini disertai dengan sinar matahari. Sehingga hujan yang terjadi ini bukan berarti hujan matahari, melainkan sebutannya adalah hujan frontal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar