Jumat, 02 Januari 2015

Mengenal lebih dekat dengan Awan Cumulonimbus (CB)





Cumulonimbus, begitulah sebutannya, merupakan salah satu jenis awan rendah yang sangat ditakuti oleh para penerbang. Betapa tidak, awan ini yang paling sering menyebabkan bencana seperti puting beliung, tornado dan hail hanya dapat terbentuk di dalam awan ini. Awan cumulonimbus merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik, menjadikannya seperti baterai raksasa di langit.


Awan adalah kumpulan partikel kecil yang tampak dari bahan butiran (kristal) air atau es, atau dari keduanya yang mengambang di udara. Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Proses pembentukan awan ada dua, yaitu [1] proses mikrofisis yang dimana pelepasan energi (panas laten) dari uap air menjadi inti kondensasi dan butiran (tetes) air, adanya penyerapan molekul air pada inti kondensasi dan penggabungan antara butiran. [2] proses makrofisis yaitu pendinginan dihasilkan dari aktivitas mekanik, pendinginan dari pelepasan radiasi pemukaan pada malam hari, dan pengangkatan massa udara ke ketinggian. Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai pada satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh kebawah dan terjadilah hujan. Hujan disebabkan oleh jenis-jenis awan rendah, yaitu awan nimbostratus, awan stratus, strato cumulus, awan cumulus dan satu awan yang sangat berbahaya yaitu awan cumulonimbus. Cumulonimbus (Cb) berasal dari bahasa latin, “cumulus” berarti terakumulasi dan “nimbus” berarti hujan. Cb merupakan sebuah awan yang menjulang vertikal sangat tinggi hingga mencapai puncak lebih dari 12 km. Awan yang terbentuk akibat dari ketidakstabilan atmosfer ini dapat terbentuk sendiri, berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Perlu kita ingat bahwa awan Cumulonimbus ini menimbulkan kilat dan guntur, bahkan hujan lebat, badai maupun hujan es (hail). Jika kita melihat awan cumulonimbus sungguh indah, namun awan tersebutlah yang sangat mematikan daripada awan-awan lainnya. Awan Cb bisa muncul dimana saja di daerah yang memiliki tekanan rendah, karena di daerah yang memiliki tekanan rendah, udara akan berkumpul di daerah itu dan akan didesak naik sehingga menimbulkan jenis awan konvektif. Adapun tahap tumbuhnya dari awan cumulonimbus ini, yaitu [1] tahap tumbuh, dimana pada tahap ini keadaan udara sangat labil, terjadi konveksi yang kuat dan membentuk awan cumulus (Cu). Bila kondisi masih tetap labil dan konveksi tetap intensif, maka awan cumulus bisa bertumbuh menjadi awan yang lebih besar dan tumbuh menjadi awan cumulonimbus (Cb). Kadang-kadang bisa terbentuk spout didasar awan, seperti belalai kebawah. [2] pada tingkat dewasa (matang) ini awan Cb sudah memiliki landasan yang datar. Pada tahap ini dimana pada lapisan dasar awan berupa tetes air, pada lapisan tengah terdapat tetes air dan salju, serta pada lapisan paling atas terdapat kristal es. [3] tahap punah, dimana pada tahap punah ini kondisi udara menjadi stabil, intensitas hujan berkurang dan melemahnya arus udara kebawah. Keadaan awan pada tahap ini menjadi tipe awan merata, yaitu altostratus (As), dan cirrostratus (Cs).

Dalam dunia penerbangan, apabila pesawat masuk ke dalam awan cumulonimbus (Cb), maka gangguan sistem peredaran darah dan pernapasan bisa terjadi kepada kita apabila berada didalam pesawat, dikarenakan alat pengaturan kabin bertekanan tidak berfungsi. Disamping itu, pesawat yang mengalami turbulensi akibat masuk ke dalam awan cumulonimbus akan mengalami guncangan yang sangat hebat. Turbulensi adalah sebuah gerakan tidak beraturan atau berputar tidak beraturan akibat perbedaan tekanan udara atau perbedaan temperatur udara. Turbulensi menarik komponen-komponen yang dipengaruhinya ke arah tertentu dan kemudian melepasnya secara tiba-tiba. Akibat dari turbulensi tersebut pesawat dapat mengalami down draft atau kehilangan ketinggian yang mendadak. Apabila penumpang yang tidak memakai sabuk pengaman, maka akan terlempar ke atas. Selain down draft ada juga up draft, yang dimana ini merupakan kebalikan dari down draft. Apabila tidak memakai sabuk pengaman akan terlempar setelah dihentakan dikursi. Selain Cumulonimbus ada juga yang disebut dengan clear air turbulence (CAT), termasuk dari jenis jet stream. Jet stream sendiri adalah arus angin berkecepatan tinggi (bisa lebih dari 150 knot, atau lebih besar dari 227 km/jam) yang terjadi di lapisan atmosfer bagian atas yang sangat tinggi (diatas 30.000 kaki). Pada dunia penerbangan, CAT dan Awan Cumulonimbus sangat ditakuti. CAT sendiri tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dideteksi oleh radar cuaca. Sangat tidak bisa dibayangkan apabila pesawat terkena clear air turbulence ataupun masuk ke dalam awan cumulonimbus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar