Minggu, 06 Juli 2014

MUSIM DINGIN DI MUSIM KEMARAU….????

Beberapa orang menyatakan “udara dingin terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus dibanding bulan lainnya.” Sehingga mereka menyebut bulan – bulan tersebut adalah musim dingin. Bagaimana pendapat anda??? Apakah anda setuju adanya musim dingin di wilayah Indonesia……..????? Pernyataan ini tidaklah benar. Ada beberapa faktor alam yang menyebabkan hal ini.
A. Gerak Semu Matahari

Gerak semu matahari merupakan gerakan matahari dan benda langit lain yang terbit di arah timur dan tenggelam di arah barat. Proses ini dikarenakan bumi berotasi dari arah barat ke timur, maka benda – benda langit seperti matahari dan bintang kelihatan bergerak dari timur ke barat. Akibat dari rotasi bumi ini juga menyebabkan pergantian siang dan malam. Tentu pada siang dan malam tersebut suhu yang kita rasakan berbeda. Pada siang hari identik kita merasakan gerah/panas, sedangkan malam hari, cuaca yang kita rasakan dingin. Keadaan seperti ini biasa kita jumpai pada musim kemarau untuk panas dan musim hujan untuk dingin. 

Sebelumnya, musim adalah salah satu pembagian utama tahun, biasanya berdasarkan bentuk iklim yang luas. Biasanya setahun terbagi atas 4 musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Tetapi di Indonesia karena terletak didaerah tropis, maka hanya dibagi menjadi dua musim saja, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Seperti halnya diatas, bahwa kemarau adalah panas dan hujan adalah dingin. Namun apabila kita cermat memperhatikan, kita akan menyadari bahwa suhu udara rata – rata pada musim kemarau lebih dingin dari pada musim hujan. 

Kembali pada musim dingin diatas, mengingat bahwa wilayah Indonesia adalah daerah tropis sehingga tidak mungkin mengalami musim dingin. Musim dingin yang dikatakan sebagian besar orang itu dikarenakan suhu udara rata – rata yang lebih rendah dari bulan lainnya, namun selisih suhu udara ini tidak lebih dari 50C. Dinginnya suhu udara pada bulan Juni – Agustus disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah “gerak semu matahari,” dimana pada 3 bulan tersebut posisi matahari berada pada posisi terjauh disebelah utara garis khatulistiwa. 

Gambar: periode gerak semu matahari (apparent motion of the sun)


Perhatikan gambar diatas, bulan Juli – Agustus terletak antara 21 Juni – 23 September (dibelahan bumi utara), sehingga menyebabkan belahan bumi sebelah utara menjadi panas (tekanan udara lebih rendah) dan belahan bumi sebelah selatan menjadi dingin (tekanan udara lebih tinggi). Kondisi seperti ini mengakibatkan pada daratan Australia sudah memasuki musim dingin, sehingga angin cenderung bergerak dari selatan (Australia) ke utara (Asia) melewati wilayah Indonesia. Hanya saja angin ini kurang mengandung uap air, sehingga atmosfer wilayah Indonesia bersifat kering, hal ini menyebabkan suhu pada wilayah kita lebih dingin dari pada biasanya. Sekalipun kita mengalami suhu yang rendah, namun kecil kemungkinan terjadi hujan. Jadi istilah “musim dingin” di wilayah kita tidak benar adanya.

B. Pelepasan panas ke luar angkasa

Faktor ke 2 ini berhubungan dengan kondisi awan. Seperti contoh pada malam hari kalau kita tidur diluar yang tidak ada atapnya (langsung beratap langit) maka tubuh kita akan merasakan dinginnya cuaca pada malam tersebut. Sebaliknya kalau kita tidur di dalam rumah yang ada atapnya maka suhu tubuh kita akan stabil. Begitu juga pada siang hari, apabila awan yang masih tertembus sinar matahari, maka kita akan merasakan gerah/panas pada hari itu. Panas yang kita rasakan akan meningkat daripada keadaan langit yang tidak tertutup awan. Disamping itu apabila adanya awan comulunimbus (Cb), maka panas yang kita rasakan akan lebih panas lagi.

Sama seperti proses cuaca, permukaan bumi menjadi panas bukan karena radiasi matahari (sinar matahari yang menyinari bumi) saja, tetapi karena radiasi bumi (sinar matahari yang menyinari bumi, kemudian dipantulkan kembali ke atmosfer), terutama pada langit yang tertutup awan, sehingga sinar matahari tadi yang dipantulkan tidak menembus atmosfer, namun dipantulkan kembali ke permukaan bumi. 

Pada bulan – bulan kemarau, uap air yang dibawa udara terlampau sedikit untuk bisa menurunkan hujan. Oleh karena itulah sekalipun banyak awan yang menutupi langit, namun kemungkinan turunnya hujan sangat kecil. Sebagai contoh angin yang bergerak dari timur tenggara melewati daerah pegunungan akan menimbulkan hujan pada sisi depan gunung (windward), setelah melewati sisi belakang gunung (leeward), angin bersifat kering, sehingga tidak menimbulkan hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar